Resensi Film Alangkah Lucunya Negeri Ini

  

Tugas Pertemuan Kesebelas

 


 

 

 

 

Nama                                               :  M. Rizki Aula

NIM                                                 :  2005010003

Prodi                                                :  Ilmu Pemerintahan

Fakultas                                           :  Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik

Mata Kuliah                                     :  Bahasa Indonesia

Dosen pengampu                             :  Drs. Suhardi, M.Pd.

 

Tugas :  Buatlah sebuah Resensi dari Novel, buku, atau Film

 

 

 


 

Resensi Film Alangkah Lucunya Negeri Ini

 

 

 

 

 

 

 

 

Identitas Film

 

Judul Film                           : Alangkah Lucunya (negeri ini)

Genre                                  : Drama, Komedi

Sutradara Film                    : Deddy Mizwar

Penulis Naskah                   : Musfar Yasin

Produser Film                      : Zairin Zain

Produksi                               : Citra Sinema

Rilis                                      15 April 2010

Durasi Film                         : 105 menit

Jumlah Tayangan                 : 400.000 (2010)

Sinematografi                      : Yudi Datau

Penyunting                           : Tito Kurnianto

Negara                                  : Indonesia

Pemeran                               :

1.     Reza Rahadian sebagai Muluk, anak Pak Makbul

2.     Tika Bravani sebagai Pipit, putri Haji Rahmat

3.     Deddy Mizwar sebagai Pak Makbul

4.     Slamet Rahardjo sebagai Haji Rachmat

5.     Jaja Mihardja sebagai Haji Sarbini

6.     Sonia sebagai Rahma, Putri Haji Sarbini

7.     Asrul Dahlan sebagai Samsul

8.     Tio Pakusadewo sebagai Jarot, boss para copet

9.     Teuku Edwin sebagai Jupri, calon anggota DPR

10. Jaya Kusuma sebagai Mata Dewa

11. Rina Hasyim sebagai Istri Haji Rahmat

12. Senandung Nacita sebagai Kuis Presenter

13. Robby Tumewu sebagai Direktur

14. Kelompok Nama Aktor Karakter (A) Copet Mal

15. Moh Irfan Siagian  sebagai Glen (ketua copet mal)

16. Angga Putra sebagai  Komet (ketua copet pasar)

17. Sakurta Ginting sebagai Ribut (ketua copet angkutan umum)

 

 

Sinopsis

 

        Film yang dibintangi oleh Reza Rahardian sebagai Muluk ini masuk kategori film yang keren untuk ditonton. Film Garapan Deddy Mizwar ini menceritakan tentang Muluk seorang sarjana S1 Manajemen yang sudah menganggur selama 2 tahun dan belum juga mendapatkann pekerjaan. Dengan berbekal ijazah yang dimiliki serta surat kabar yang memuat berbagai lowongan kerja, dia keluar masuk berbagai perusahaan untuk melamar. Namun, semua lamaran tersebut tidak membuahkan hasil. Malah, di sebuah perusahaan, pengetahuan manajemen yang dimilikinya dinyatakan tidak berguna karena pimpinan perusahaan tersebut sudah mencoba segala jenis manajemen, mulai manajemen China, hingga manajemen Arab namun tidak berhasil menyelamatkan perusahaannya. Pada saat melamar di perusahaan lain dan ditawarkan untuk menjadi TKI, sebuah bayangan hukum cambuk TKI di Malaysia segera menghinggapi pikiran Muluk yang langsung ditolak mentah-mentah.

      Di sisi lain, ayah Muluk yang bernama Pak Makbul yang diperankan Deddy Mizwar berdebat serius dengan Haji Sarbini yang merupakan calon Mertuanya mengenai apakah pendidikan itu penting atau tidak. Keduanya terus saja berdebat tentang hal tersebut walaupun berusaha dilerai oleh Haji Rahmat, seorang tetua dalam bidang agama Islam di daerah tersebut. Perdebatan itu selalu mengarah bahwa pendidikan tidak penting ada keluarga dan kenalan Haji Sarbini yang bekerja walaupun tidak mengenyam pendidikan, bahkan mencontohkan Muluk yang sudah sarjana namun tidak juga bekerja.

       Pada suatu hari Muluk yang terus berkeliling mencari pekerjaan akhirnya melihat sekelompok anak yang melakukan aksi copet di sebuah pasar. Dengan geram Muluk meringkus anak tersebut dan mengancam akan melaporkannya kepada polisi. Sebuah pernyataan keluar dari Muluk saat itu, yaitu “Mengapa kamu mencopet, kalau butuh kan bias tinggal minta-minta” kemudian  dijawab oleh pencopet tersebut yang bernama Komet dengan “saya pencopet, bukan peminta-minta.” Jawaban yang mengagetkan ini menyebabkan Muluk tidak dapat berkata-kata dan melepaskan Komet, dan inilah yang menjadi awal pertemuan dan perkenalan mereka.

       Beberapa waktu kemudian, di sebuah warung, terjadi pertemuan yang tidak disengaja antara Muluk dan Komet. Komet akhirnya membawa Muluk ke markasnya dan memperkenalkan dengan Jarot yang menjadi pemimpin para pencopet.  Perkenalan Muluk dan Jarot menghasilkan kesepakatan bahwa Muluk akan bekerja bersama dengan para pencopet tersebut untuk mempraktekkan ilmu manajemen yang dimiliki dengan mengelola keuangan mereka. Ini ditawarkan oleh Muluk dengan imbalan 10% dari hasil copet mereka. Tujuan Muluk adalah agar hasil copet mereka dapat dikelola secara profesional dan akhirnya dapat dijadikan sebagai modal usaha agar tidak perlu menjadi pencopet lagi.

         Awalnya Para pencopet itu tidak mau mengikuti kesepakatan  yang di tawarkan Muluk kepada mareka. Awal Samsul mengajar juga banyak menampilkan hal-hal yang menggelikan sekaligus memprihatinkan. Anak-anak pencopet ini sama sekali belum pernah tersentuh oleh pendidikan sebelumnya. Bahkan, karena tidak dapat membaca, salah seorang diantara mereka pernah lari ke kantor polisi saat dikejar massa karena tidak mampu membaca. Selain itu, Samsul mengalami kesulitan saat menjelaskan mengapa mereka sampai membutuhkan pendidikan, bahkan anak-anak ini menjadi bersemangat setelah mengetahui salah satu ciri-ciri koruptor adalah berpendidikan dan menjadikan koruptor sebagai cita-cita mereka.

       Secara umum, kelompok pencopet ini dibagi menjadi 3, yaitu kelompok mall yang terdiri atas pencopet yang berpakaian paling bagus dan “gaul”, kelompok pasar yang berpakaian paling kumal, dan kelompok angkot yang berpakaian sekolah. Setiap kelompok memiliki pemimpin dan metode kerja sendiri-sendiri. Muluk pun menyadari  bahwa anak-anak ini juga butuh pendidikan, dan untuk mengajar mereka, Muluk meminta bantuan Samsul, seorang Sarjana Pendidikan pengangguran yang sehari-hari hanya bermain kartu saja agar mempraktikan apa yang telah diperoleh dari kuliahnya dulu.

      Sebuah permasalahan kecil pun terjadi saat ayah Muluk bertanya mengenai pekerjaannya. Dengan terpaksa Muluk menjawab bahwa pekerjaannya adalah di bagian Pengembangan Sumber Daya Manusia. Beberapa waktu kemudian, Haji Rahmat meminta Muluk agar dapat mempekerjakan anaknya, Pipit, karena sehari-hari Pipit hanya mengurusi kuis-kuis di televisi dan mengirim undian berhadiah kemana-mana. Muluk-pun menyanggupi hal tersebut dan mengajak Pipit untuk mengajar agama bagi anak-anak pencopet. Rasa penasaran pun muncul dari Pak Makbul ayah Muluk, Haji Rahmat ayah Pipit, dan Haji Sarbini calon mertua Muluk. Mereka pun bersikeras hendak melihat tempat kerja Pipit, Muluk dan Samsul. Mereka amat terkejut dan sedih  sewaktu mengetahui bahwa anak-anak mereka rupanya bekerja untuk para pencopet.

      Pertentangan batin yang hebat segera terjadi di hati mereka yang juga mempengaruhi Muluk, Pipit, dan Samsul. Mereka akhirnya berhenti mengajari anak-anak itu. Setalah itu, Jarot memberikan pengarahan kepada anak-anak itu tentang bagaimana mereka seharusnya mencari uang dengan uang halal. Golongan copet pasar akhirnya sadar dan mereka berubah profesi menjadi pedagang asongan, golongan mall dan angkot tetap pada profesi mereka yaitu pencopet. Namun, saat golongan copet pasar sedang berdagang di jalan raya tiba-tiba ada satpot PP yang menertibkan jalanan tersebut. Anak-anak banyak yang tertangkap tetapi pada saat itu. Muluk melihat kejadian itu dan mengaku kepada satpol PP bahwa dia adalah orang yang menyuruh anak-anak itu mengasong (bos mereka). Sehingga, Muluk pun dibawa pergi oleh satpol pp tersebut. Para anak anak mantan pencopet tadi hanya bisa menagis melihat Muluk dibawa satpol PP.

 

Kelebihan

1. Film ini bagus, lucu, dan sangat menghibur.

2  Film ini berhasil mengangkat permasalahan yang  mendasar pada  bangsa ini dengan mengedepankan konflik batin yang terjadi, yaitu pendidikan dan kemiskinan.

3.  Pemeran anak-anak pencopet sebagian diperankan oleh anak-anak jalanan asli, sama seperti pemeran laskar pelangi yang dilakukan oleh anak Belitung asli. Namun seni peran mereka tidak kalah oleh anak-anak yang berasal dari sekolah seni.

4.   Dedi Mizwar telah berhasil meramu film yang penuh dengan komedi dan pesan-pesan moral secara apik untuk ditampilakn di depan kita semua. Mudah-mudahan pemimpin kita bisa melihat film ini dan mengambil hikmah serta melaksanakan tindakan nyata untuk mengatasi permasalahan yang ada.

5.  Film ini berhasil mengangkat dua masalah utama yang terjadi dan sangat dekat dengan kehidupan masyarakat, khususnya di kota besar, yaitu anak jalanan dan sulitnya mencari pekerjaan. Gelar sarjana tidak menjamin seseorang mudah mendapat pekerjaan.

6.    Alur ceritanya mudah dipahami, Sehingga sulit untuk mencari kekuranggan film  ini.

7.     Menceritakan kehidupan para fakir miskin dan anak-anak terlantar yang dilupakan pemerintah, dan film tersebut bersifat menyentil keadaan pemerintah kita dengan maksud untuk menyadarkan pemerintahan Indonesia dan lebih memberitahu arti dari sebuah Pendidikan.  Dalam UUD 1945 pasal 34 ayat (1) bahwa fakir miskin dan anak-anak yang terlantar dipelihara oleh negara dan  menjadi tanggungjawab pemerintah, tetapi kenyataannya keberadaan dan keselamatan mereka sama sekali tidak mendapat perjatian dari pemerintah.

 

Kekurangan  

                             

1.     Pertanyaan masalah halal dan haram juga jadi sangat mendasar setelah melihat kenyataan yang terpampang, apakah boleh menerima uang haram dari hasil yang halal dan bertujuan baik ? Sedangkan kalau tidak diterima, maka orang tersebut tidak akan dapat hidup dan tidak memperoleh penghasilan ? Apabila tidak dikerjakan, maka tidak akan ada perbaikan moral dan pendidikan yang terjadi. Pertanyaan ini masih menjadi PR sampai film ini selesai.

2.      Hanya  tersedia di bioskop, seharusnya harus ada di aplikasi nonton Film bebayar, sehingga Film ini akan selalu di tonton.

3.     film ini menganggap bahwa para lulusan S1 belum tentu mudah mendapatkan pekerjaan dan hanya menceritakan sisi negatif kinerja pemerintah DKI Jakarta. Jika penonton kurang masuk dalam film ini akan mengesan yang negatif terhadap sarjana yang sulit mencari pekerjaan, dalam kata lain penonton pesimis akan menjadi sarjana yang sulit mencari pekerjaan di DKI Jakarta.

4.     Selain itu akhir dari film ini juga menggantung, kita tidak mengetahui bagaimana nasib seorang sarjana manajemen yang bernama Muluk setelah ditangkap oleh satpol pp saat menyelamatkan anak-anak jalanan. Seolah-oleh film ini tidak selesai dan tidak ada akhirnya.

 

Pembanding

Pembanding

Film Alangkah Lucunya Negeri ini

Film Laskar Pelangi

Tahun dan Tanggal  Rilis

5  April  2010

26 September 2008

Genre

Drama dan Komedi

Drama

Jumlah Tayangan

400. 000 orang

4,6 juta orang

Negara

Indonesia

Indonesia

Bahasa

Bahasa Indonesia

Bahasa Indonesia dan Bahasa Melayu

Lokasi Pembuatan Film

Kota Jakarta, Provinsi DKI Jakarta

Pulau Belitung, salah satu pulau besar di Provinsi Bangka Belitung

Persamaan Film

1.     Diperankan oleh langsung anak- anak jalanan di Jakarta.

2.     Mengangkat   kenyataan sosial yang terjadi di Indonesia yaitu masalah Pendidikan, kemiskinan, penganguran dan anak yang terlantar.

3.     Alur Cerita Maju

4.     Memiliki Novel

1.     Diperankan langsung oleh anak-anak Pulau Belitung.

2.     Mengangkat masalah Pendidikan dan kemiskinan.

3.      Alur Cerita Maju

4.      Memiliki Novel

 

 

 

Rekomendasi

 

 Kritik

·        Ada yang menarik dari cuplikan akhir dari film ini, ada tulisan yang diambil dari bunyi pasal 34 UUD 1945 yang berbunyi “Fakir miskin dan anak terlantar dipelihara oleh Negara.” Ini sebagai kalimat penutup yang sangat menyinggung pemerintah. Ya menurut saya sendiri film ini bisa bikin sedikit kita melek lah sama keadaan bangsa ini, jangan terlalu egois mikirin diri sendiri, tapi kita juga perlu berempati kepada orang-orang yang tak seberuntung kita .Mudah-mudahan pemimpin kita bisa melihat film ini dan mengambil hikmah serta melaksanakan tindakan nyata untuk mengatasi permasalahan yang ada.

 

·        Ceritanya menggantung, kita tidak mengetahui bagaimana nasib seorang sarjana manajemen. Menurut saya ceritanya harus di tambahkan dan tidak membuat penonton penasaran.

 

Saran

·        Film ini sudah memenuhi kriteria yang baik untuk sebuah film. Ada unsur hiburan, informasi dan juga edukasiBanyak Kritik Sosial pada Masyarakat dan Pemerintah, Fakta Fenomena Sosial Bangsa Kita, Harapan Anak Bangsa, Serta pesan moral baik Politik maupun Pendidikan bagi Indonesia yang ingin disampaikan kepada penonton.

·        Memiliki banyak pesan moral sehingga sangat baik untuk ditonton.

·        Sebagai catatan akhir, saya merekomendasikan

·        seluruh pembaca untuk menyaksikan film ini.

 

 

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Dampak Kenaikan BBM (Bahan Bakar Minyak) terhadap Keuangan negara

KONSEP KEBIJAKAN FISKAL DAN KEBIJAKAN MONETER

KULIAH UMUM: MENAKAR MASA DEPAN INDONESIA DALAM BINGKAI REFORMASI BIROKRASI & OTONOMI DAERAH